Jumat, 17 Juni 2011

Freedom of Rhapsodia


Freedom of Rhapsodia Pengusung Sweet Rock

Jika kita menelusuri jejak perkembangan musik di kota Kembang Bandung sekitar tahun 60-an, maka selain grup The Rollies juga adalagi grup musik,, yaitu kelompok musik Freedom of Rhapsodia.
Grup yang biasa membawakan lagu-lagu Barat/asing ini dibentuk oleh beberapa musisi, antara lain Soleh Sugiarto Djayadihardja (drums, vokal), Deddy Dores (lead guitar, vokal), Utte M Thahir (bass), dan Alam (lead vocal).


Namun, jika ditelusuri lebih ke belakang, cikal bakal grup Freedom of Rhapsodia ini berawal dari grup Rhapsodia, di mana bergabung Utte MThahir (bass), Alfred (gitar), Ibung (drums), Sondang (keyboard), dan Alam (vokal). Setelah beberapa saat Rhapsodia mengalami permasalahan internal yang berakibat dengan pergantian personel dan dengan masuknya Deddy Dores (keyboard, lead guitar), nama Rhapsodia pun ditambah dengan awalan Freedom. Order untuk manggung pun semakin padat, karena Rhapsodia merupakan band idola para pemaja di kota Bandung.

Kekuatan aransemen musik grup ini, karena mampu memadukan alat musik tiup brass section ketika memainkan nomor-nomor souls dari James Brown, dan hard rock dari Deep Purple maupun Alice Cooper yang menjadikan ciri khas mereka.

Dunia rekaman pun mulai dijelajah oleh Deddy Dores dan kawan-kawan. Pada 1972, mereka masuk rekaman di bawah naungan label Purnama Record. Album perdana yang melambungkan lagu hit Hilangnya Seorang Gadis ciptaan J Sarwono membuat nama Freedom Of Rhapsodia semakin dikenal di Tanah Air yang kabarnya album ini terjual hingga 50 ribu keping.. Terlebih lagi vokal Deddy Dores yang sangat pas sekali dengan tipikal warna musik di album perdana ini. Tidak mengherankan jika Hilangnya Seorang Gadis setelah 35 tahun kemudian (tahun 2007) di aransemen ulang oleh Erwin Gutawa dalam album Rockestra, malah lagu itu terdengar lebih rock dan warna musiknya lebih gereget dibandingkan dari versi asli Freedom Of Rhapsodia (1972).

Keberhasilan Freedom Of Rhapsodia dalam rekaman membuat beberapa promotor musik di Jakarta berani mengajak grup ini untuk tampil dalam konser terbuka dengan grup-grup musik yang sudah terkenal. Pada 24 Desember 1972, di Taman Ria Monas Jakarta, Freedom of Rhapsodia ditampilkan dengan grup musik pop D'Lloyd yang sedang naik daun saat itu. Penampilan Soleh (vokalis) mampu menghentakkan suasana, selain membawakan lagu dari Alice Cooper, mereka juga mengantarkan karya sendiri, seperti Free to Love Another Girl, sehingga menarik simpati para penonton sekaligus memproklamasikan diri nama Freedom tanpa Rhapsodia.

Untuk memosisikan diri sebagai sebuah grup yang memainkan musik rock, Freedom mulai aktif melakukan tur ke berbagai kota di Indonesia. Pada Maret 1973, bertempat di Gedung Tenun Malang, Freedom tampil bersama grup rock tangguh AKA yang sudah merajai dunia musik rock saat itu. Lagu Hilangnya Seorang Gadis merupakan tembang pamungkas bagi grup Freedom selain Freedom ciptaan mereka sendiri sebagai lagu kebanggan mereka.

Diprotes
Saat tampil di Semarang pada Mei 74. Soleh, sang vokalis dengan mengenakan jubah putih sambil membawa obor, menyanyikan lagu berjudul La Ilaha Illalah. Tembang ini dianggap membuat sensasi dan kehebohan saat itu. Pasalnya, para penonton agak marah dan protes dengan keberanian Freedom membawakan lagu tersebut, karena dapat dikatakan inilah lagu pop pertama kali yang memakai kalimat ayat suci Alquran, memuja Tuhan dan rasul-Nya (dalam bahasa Arab) dinyanyikan dalam suasana pertunjukan musik rock yang gegap-gempita. Bahkan, para jurnalis dan pengamat musik Semarang saat itu menilai bahwa lirik-lirik lagu yang dibawakan Soleh tersebut tergolong 'liar' dan dianggap menghina Tuhan. Akibatnya, pihak berwajib melarang pemutaran lagu itu di seluruh radio-radio swasta di Jawa Tengah.


Dampak dari kehebohan tersebut terdengar hingga ke kota asal mereka, Bandung. Dua hari setelah itu, ketika Freedom diminta main di gedung Merdeka Bandung untuk pesta sebuah sekolah, Soleh dan kawan-kawan berniat membawakan lagu Osibisa yang menghebohkan Semarang tersebut untuk menguji reaksi dan pandangan masyarakat Bandung. Namun niat ini tidak jadi dilakukan, karena mereka takut masuk penjara. Bahkan, dari pengalaman selama mengadakan pentas pertunjukan di berbagai kota di Indonesia, baru kali ini Freedom dijaga ketat di seputar panggung oleh aparat keamanan berjumlah 20 orang, yang lumayan banyak untuk ukuran saat itu.


Pada Oktober 1975, saat tampil bersama grup rock Terenchem, asal Solo di Taman Hiburan Rakyat Diponegoro Semarang, di antara personil Freedom yang tetap, ada nama Choqy Hutagalung (organ) musisi yang dikenal pernah bersama Eros Djarot semasa di Jerman membentuk grup Kopfjaeger (cikal bakal grup Barongs Band) dan pernah bergabung dengan Gang of Harry Roesli di awal 70 an. Kehadiran Choqy sebagai pemain organ banyak mengimbangi peran J Sarwono maupun Deddy Dores semasa mereka di grup Freedom. Bahkan, lagu Love Story sempat menarik simpati penonton ketika dimainkan Choqy secara manis di antara repertoar lagu-lagu keras yang dibawakan Freedom.

Keberadaan Freedom dalam dunia rekaman musik Indonesia sempat terhenti ketika grup ini sudah menyelesaikan album keempat, karena mundurnya Deddy Dores. Masa jeda yang berkepanjangan di dapur rekaman akhirnya berhasil diatasi oleh Soleh dan kawan-kawan (1976) sejak hadirnya musisi Ferry Atmadibrata (organ) mantan personel No Bo asal Bandung serta Joko Juwono (gitar) menggantikan Utte. Dalam formasi ini, terlihat bahwa warna musik grup Freedom lebih dominan ke warna musik pop ketimbang warna pop-rock pada awalnya. Nomor lagu Mawar Putih ciptaan Soleh Soegiarto (vokalis) dijadikan salah satu nomor andalan pada album kelima ini, di mana terasa sangat dipengaruhi warna musik grup Bimbo dan sangat kental dengan warna pop.

Semaraknya musik pop progresif ala Badai Band pada awal 1977, membuat Freedom semakin sulit untuk memosisikan keberadaan warna musiknya. Sedangkan Soleh Soegiarto malahan sempat bersolo karier dengan membuat album Sang Kala dibantu teman sesama musisi Bandung pada 1978. Sang Kala yang dinyanyikan Soleh, lebih menebarkan warna musik pop mellow dengan aransemenn yang jauh berbeda dengan trend musik yang ada.

Meredupnya grup Freedom, seakan-akan seiring dengan mulai dikenalnya nama para personel yang berkiprah di luar bendera grup ini. Soleh Soegiarto (vokalis), semakin terkenal setelah menjadi aktivis salah satu organisasi kepemudaan dan sekarang menjadi anggota DPRD di kota Bandung; Utte (bass) lebih memilih kuliah dan sekarang menjalankan bisnis entertainment, J Sarwono (keyboard) sekarang menjadi pengacara, Kicky (drums) masih melanjutkan kariernya di dunia entertainment, Deddy Dores (lead guitar/vokal) lebih menonjol sebagai pemandu bakat artis penyanyi rock seperti Nike Ardilla (alm). Sedangkan Chossy Pratama dikabarkan telah menjadi pengusaha yang sukses. Ferry Atmadibrata, sempat bergabung dengan One Dee Group (pimpinan Wandi Odalf), selain sebagai pencipta lagu dan penata musik di beberapa rekaman penyanyi komersial.

Kembali
Setelah lebih dari tiga dekade menghilang, beberapa waktu lalu mereka tampil pada acara Blues Night di TVRI untuk menggobati kerinduan pengemarnya, Freedom muncul kembali dengan formasi Djoko Yuwono (gitar), Kiky (drum), Ferry Atmadibrata (keyboard), Dave Tahuhey (bass), Harry Potjang (harmonika), dan Soleh Sugiarto (vokal). Mereka menyanyikan tiga buah lagu di antaranya milik The Doors Light My Fire.


Discography:
Freedom Of Rhapsodia
1972. Vol 1 (Hilangnya Seorang Gadis ) Purnama Record
1973. Vol 2 (Hancurnya Sebuah Harapan ) Purnama Record


Freedom :
1974. Vol 3 (Tak Pernah Bahagia ) Purnama Record
1974. Vol 4 (Dedication ) Purnama Record
1975. Vol 5 (Jangan Lupa Tertawa)Purnama Record
1975. Pop Mandarin
1983. Freedom of Rhapsodia'83 Asri Record/Asia Record
1991. Freedom of Rhapsodia'91 Bursa Musik


Rhapsodia :
1977 Superstar, Nusantara Record
Solo album Soleh Sugiarto
1977 Sang Kala, Purnama Record.

Referensi dari Jejak Musik


0 komentar:

Prakata

Keinginan saya sebagai pecinta musik lawas ingin berbagi untuk saling bisa menikmati.

Album - album terdahulu memang layak untuk dinikmati semua kalangan pecinta lagu - lagu lama.

Salam hormat untuk pencipta ataupun penyanyinya, yang mana sudah memberikan kontribusinya di dalam kancah musik khususnya di bumi Indonesia tercinta.
Powered By Blogger

Tentang Aku

Foto Saya
SIGIT
Mencintai Tuhan, keluarga dan 2 orang anak
Lihat profil lengkapku

Sugeng Rawuh ........